Coretan Pelajar Artikel Pendidikan
Ilmuwan yang berkutat dengan teori bukanlah orang yang patut menjadi sumber pengetahuan, karena Alam ini sungguh tak ramah padanya dan sering sinis atas karya-karyanya. Alam tak pernah bilang "ya" untuk sebuah teori, paling banter ia berkata "mungkin" dan paling sering adalah menjawab "tidak". (Albert Einstein, 1905)
Berangkat dari pengalaman melakukan proses pembelajaran fisika di MAN Majalaya pada tahun 2004, kemudian muncul gagasan praktis melakukan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang berjudul "Penerapan Pendekatan Pembelajaran Fisika Bemuatan Nilai (Imtaq) serta Implikasinya Terhadap Prestasi dan Sikap Belajar Siswa". Penelitian ini dilakukan di kelas 2 MAN Majalaya pada Pokok Bahasan Tata Surya dan Jagat Raya.
Menemukenali Masalah Pembelajaran di Kelas
Setelah melakukan proses perenungan (refleksi) dan kaji ulang (evaluasi) selama melakukan proses pembelajaran fisika di MAN Majalaya, ternyata proses pembelajaran fisika yang diterapkan di kelas 2 MAN Majalaya belum membawa perubahan yang positif bagi kualitas pembelajaran siswa (kelas 2-3 dan 2-4). Dari evaluasi dan perenungan, muncul berbagai temuan berupa daftar permasalahan-permasalahan pembelajaran di kelas.
Perenungan yang dilakukan kemudian ditindaklajuti oleh survey kecil dengan teknik wawancara dan penyebaran angket sederhana dengan tujuan untuk melihat respon siswa terhadap proses pembelajaran fisika yang dilakukan selama ini. Permasalahan yang ditemukan atau teridentifikasi diantaranya:
- Fakta nilai akademik dari test yang dilakukan rata-rata bernilai 5,54 (rendah) walaupun sebagian kecil siswa memiliki nilai diatas 6,00. fakta ini menunjukan l prestasi belajar bidang fisika di kelas 2-3 dan 2-4 di MAN Majalaya kurang memuaskan (rendah).
- Survey menunjukan sekitar 75% siswa di kelas menilai pembelajaran yang dilakukan menjenuhkan, fisika menyulitkan, tidak bersemangat, tidak menyenangkan tidak termotivasi, dan tidak memperoleh makna (nilai) keyakinan atau atau tidak ada nilai tambah lainnnya.
Berangkat dari kenyataan di atas, dapat diperoleh simpulan, bahwa kualitas pembelajaran di kelas masih rendah, disebabkan oleh penerapan pembelajaran fisika menggunakan pendekatan klasik, tidak adaptif, dan menjenuhkan yang dilakukan oleh guru fisika di kelas.
Setelah mendapatkan kesimpulan seperti yang dikemukan di atas, kemudian diambil sikap dan mencoba menyusun gagasan praktis untuk memperbaiki dan memecahkan permasalahan yang terjadi di ke kelas, berbekal pengetahuan mengenai konsepsi penelitian tindakan kelas (classroom action research), Kajian Al Qur'an (terjamahan) dan sarana yang dimiliki oleh pribadi (CD Harun Yahya, dan sekolah, kemudian diambil sikap untuk melakukan sebuah penelitian kecil sekaligus tindakan praktis pemecahan masalah pembejaran fisika dengan menerapkan pendekatan lain yang berbeda dan disesusaikan dengan lingkungan sosial sekolah.
Kemudian setelah ada gagasan, selanjutnya di diskusikan dengan guru dan pimpinan sekolah, setelah mendapat respon positif guru dan pimpinan sekolah. Konsepsi penelitian yang dilakukan adalah pendekatan pembelajaran fisika bermuatan nilai serta implikasinya terhadap prestasi dan belajar siswa. Konsepsi ini memadukan antara materi fisika dengan informasi-informasi Al Qur'an yang relevan dengan materi dan diperkuat oleh dokumentasi film documenter Harun Yahya.
Kemudian, dilakukanlah proses penelitian seperti kebiasaan belajar namun pendekatannya yang berbeda. Jadi, penelitian ini dilakukan sebagai bagian dari proses pembelajaran biasa yang dilakukan di kelas, tidak menambah waktu pembelajaran tertentu.
Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Siklus I (kesatu)
Tahap Perencanaan
Pada siklus pertama, tahap perencanaan dimulai dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisikan tujuan, indikator pencapaian belajar, menyiapkan bahan-bahan Ajar, Instrumen wawancara, instrumen angket dan peralatan yang mendukung seperti TV, Al Qur'an dan Alat Evaluasi. Materi fisika yang dibahas adalah mengenai Tata Surya dan Jagat raya. Proses penelitian dilakukan di dua kelas.
Tahap Pelaksanaan
Tindakan pertama, diorientasikan pada upaya meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan keyakinan,pendekatan pembejaran umum dimuati dengan informasi yang di jelaskan dalam Al Qur;an bahwa mempelajari fisika tata surya memiliki dan Jagat Raya memiliki keterkaitan dengan ayat-ayat yang ada dalam Al Qur'an (seperti Surat Al Qadr, AL Jalzalah, Surat Ad Dhukhan dll). Kemudian di akhir Pembelajaran dilakukan evaluasi bersama melalui proses tanya jawab, wawancara dan evaluasi kecil mengenai materi yang disampiakan
Refleksi Tindakan I :
Dari wawancara atau yang dilakukan diperoleh temuan-temuan yaitu ;
- Pendekatan pembelajaran yang dilakukan menambah motivasi siswa untuk belajar fisika
- Pendekatan yang dilakukan menambah wawasan, pengetahuan, nilai keyakinan materi fisika memiliki hubungan dengan Al Qur'an
- Ketika Proses evaluasi diperoleh nilai akademik fisika yang relatif bertambah.
Siklus II (Kedua)
Tahap Perencanaan
Pada siklus kedua, Perencanaan lebih difokuskan pada aspek sikap dan respon terhadap ketertarikan mengikuti pembelajaran, aspek sikap terhadap penghayatan nilai-nilai ketuhanan, dan aspek pada proses penyampaian materi.
Perencanaan seperti biasa namun pendekatan pembejalaran umum di perkuat dengan pemutaran Film dokumenter Harun Yahya tentang proses Asal Mula Jagat Raya yang dimuati juga dengan informasi Al Qur'an. Perencanaan ini dilakukan untuk lebih memotivasi siswa untuk belajar, berdiskusi dan mengetahui simulasi proses penciptaan jagat raya.
Tahap Pelaksanaan
Pada siklus kedua, melakukan pemutaran film documenter proses penciptaan jagat raya, dilanjutkan dengan pemberian materi tambahan, kemudian siswa diajak untuk berdiskusi setelah pemutaran film dilakukan. Kemudian dilakukan test /evaluasi dari dua materi yang dilakukan dari siklus 1 dan 2
Refleksi Tindakan kedua :
Dari siklus kedua ini diperoleh simpulan;
- Pembelajaran dengan menggunakan metode ini lebih menyenangkan dan tidak monoton,
- Pada aspek ketertarikan mengikuti materi pembelajaran jagat raya meningkat (90% setuju)
- Pada aspek penghayatan terhadap kebermaknaan materi dan nilai-nilai ketuhanan bertambah (95% siswa merespon positif)
- Pada aspek penerimaan penyampaian materi sekitar 97 % menyakan sangat merespon positif
- Kemudian evaluasi akademik menunjukan penambahan kuantitas nilai akademik dari rata-rata 5,54 menjadi 6,01.
Hambatan Melakukan PTK
Berangkat dari pengalaman yang dialami, ada beberapa hal yang menjadi hambatan-hambatan dalam melakukan PTK diantaranya
- Rendahnya kesadaran dan minat melakukan penelitian karena membutuhkan penguasaan kapasitas penelitian dan sumber daya dukungan. Padahal, PTK bisa dilakukan dengan metode dan prosedur yang sangat sederhana.
- Kadangkala kita belum memiliki kesadaran untuk mau berdiskusi, mau dikritik, bertanya pada siswa mengenai metode pembejaran yang dilakukan, seolah-olah kita sudah benar dan menjalankan fungsi guru/pengajar sebagaimana mestinya.
- Permasalahan rendahnya kualitas siswa (kognitif, apektif dan psikomotorik) kadang diletakan pada siswa/subjek didik. Padahal, posisi dan peran guru sangat menentukan keberhasilan subjek didik
- Keterbatasan sarana (pendukung) di sekolah bisa berdampak pada menurunnya minat untuk melakukan penelitian tindakan kelas di kelas
- Masih rendahnya dukungan Kebijakan pemerintah (pusat, provinsi dan kabupaten/kota)
- Masih rendahnya dukungan lembaga-lembaga pengelola pendidikan (depdiknas dan Depag, pimpinan sekolah) untuk meningkatkan kapasitas tenaga kependidikan, khususnya dukungan melakukan aksi-aksi penelitian bagi guru/pengajar ooo
Coretan Pelajar Artikel Pendidikan
Post a Comment